KILAS BALIK
Di Blogger sejak Januari 2012, begitulah kalimat yang tertulis di halaman profil, pada situs blogger pertamaku. Untung saja pagi ini aku membukanya, yang secara kebetulan tepat di bulan pertama dan genap satu dekade. Tidak lebih, tapi mungkin kurang sedikit. Karena Blogger tidak memunculkan tanggal persis, kapan akun bloggerku dibuat. Sebab kuyakin, antara tanggal 9-an ke belakang.Aku juga sebenarnya tidak tahu persis, apa nama situs yang kubuat saat mendaftar akun Blogger untuk pertama kalinya itu. Namun, ketika aku iseng mencari nama “alay” ku di Google, aku menemukan sebuah situs yang tidak pernah asing di kepalaku yang berjudul, Ndarz Berbagi (sekarang sudah hilang dari pencarian Google). Layaknya tuan Anton Ego di film Ratatouille, pikiranku langsung kembali ke era Majapahit anak warnet. Berjalan tiga puluh menitan, melewati jalan setapak pesawahan, hujan-hujanan, hingga menaiki anak tangga licin yang terbuat dari tanah dan bebatuan. Bersama satu-satunya sahabatku, yang juga punya ambisi yang sama kala itu. Ambisi berpenghasilan, melalui internet.
Situs yang beralamatkan ndarz-create.blogspot.com ini memang terdengar alay. Tapi percayalah, kata-kata dipersingkat dengan penambahan huruf yang absurd, sangat keren di zaman itu. Jadi, aku tidak berpikir nama Ndarz, akan menjadi aib di masa kini. Lagi pula, sesuai nama belakangnya, tujuanku memang ingin berbagi karya tulisku saja.
Foto profil di blog itu, kupasang karakter anime favoritku. Uzumaki Naruto. Karakter yang cukup mewakili perasaanku, tentang bagaimana tetap berjuang supaya diakui orang-orang yang nyatanya sedang membenci diriku. Alasan lainnya, dulu aku juga kurang percaya diri kalau harus mengunggah wajah sendiri di internet. Bahkan mungkin sampai sekarang. Agak geli melihat diri sendiri rasanya.
Sayangnya, karena warnet sangat jauh dari tempat tinggalku, situs itu tidak benar-benar kuurus dengan baik. Bahkan aku hanya berbagi satu tulisan saja di sana. Tulisan cerita pendek yang berjudul, “Al-Quran dan Kasih Sayang”. Kamu bisa mengunjunginya, kalau kamu mau. Ceritanya memang sangat berantakan dan agak dipaksakan, tapi aku tetap bangga pernah membuatnya. Tulisan itu benar-benar kubuat sendiri, sepenuh hati. Juga, jujur saja, aku sampai menangisinya.
Sampai saat ini, tulisan itu masih sepi komentar. Hanya aku di tahun 2012, yang dipuji aku di 2022. Semoga saja kamu mau ikut nimbrung juga di sana. Ya… siapa tahu nanti akan jadi momen luar biasa, dan kamu jadi bagian dari itu. Percaya diri saja dulu.
KETIDAKKONSISTENAN
Karena seperti yang kusinggung tadi, warnet sangat jauh dan menguras bekal dari ibuku yang jarang-jarang juga, aku kemudian menelusuri dunia blogger lebih dalam lagi. Mencari, apakah Blogger hanya milik Blogspot saja, atau ada situs lain? Dan ya, ekspektasiku ternyata jauh lebih sempit daripada apa yang kutemukan. Berbagai jenis situs blogging kutemukan. Mulai dari yang paling rumit seperti Wordpress, sampai situs-situs pembuatan blog yang bisa dioperasikan dengan mudah melalui ponsel jadul sekalipun. Asal terkoneksi dengan internet, aku bisa membuat blog baru tanpa harus ke warnet segala.Agar aku bisa mulai belajar konsisten dengan salah satu mimpiku, maka aku memutuskan membuat blog baru, di situs yang bisa dijamah ponsel jadul milik kakak perempuanku. Dan dari banyaknya pilihan situs pembuat blog, aku lebih jatuh hati pada situs bernama MyWapBlog. Sebuah nama legendaris bikinan Arvind Gupta, yang sama legendarisnya di kalangan blogger ponsel era lama.
Di sana, aku membuat situs bernama, ndarz9.heck.in yang isinya tetap sama, tentang cerita pendek. Namun ditambah dengan beberapa genre lain seperti puisi, pantun, konten curhat, hingga tips dan trik yang kuketahui. Sayangnya, situs itu sudah tidak bisa diakses lagi, semenjak terlambat tahu bahwa MyWapBlog resmi ditutup permanen sejak 2016 yang lalu. Tidak ada tulisan yang bisa kuselamatkan, hanya nama situsnya saja yang masih teringat jelas di memori otakku.
Lalu, apa yang kulakukan sampai tidak tahu bahwa MyWapBlog sudah tutup? Dari sinilah ketidakkonsistenan itu terjadi.
Lagi-lagi, alasan terberatnya adalah jarak. Sebelum tahu MyWapBlog, aku betul-betul masih bingung bagaimana cara mengelola situs Blogspotku itu. Diakses melalui ponsel, terasa sangat berat dan lama. Itupun kalau kakak perempuanku punya kuota internet. Ditambah, ia mondok di sebuah pesantren yang cukup ternama di Bandung. Yang artinya, aku hanya bisa menulis, ketika kakak perempuanku libur saja.
Ketidakkonsistenan itu muncul pertama kali, atas dasar ketidaksengajaan. Lebih pada tidak punya fasilitas bagus dan memadai. Giliran ada, Cuma dilakukan sesekali saja. Sebab jarak, dan finansial juga. Ya… begitulah.
Pada masa-masa SMA, sebetulnya aku ingin berusaha konsisten kembali menulis di blog. Aku membuat berbagai eksperimen dari mulai judul blog, alamat situsnya, apa saja isi kontennya, serta di mana aku harus membuatnya. Di Blogspot yang kurang mobile friendly (saat itu), atau MyWapBlog yang sederhana tapi kurang begitu lengkap. Kubuat banyak sekali situs di dua platform itu, sampai-sampai tidak tahu berapa banyak jumlahnya. Kuyakin lebih dari sepuluh. Mulai dari situs khusus genre horror, teknologi dasar, hingga tulisan random. Kubuat sesuka hati.
Akibatnya, pikiranku benar-benar oleng, tersesat, tidak tahu mau kuarahkan ke mana blog sebanyak itu. Ditambah lagi banyaknya rasa ragu dan pesimistis yang mengganggu pikiran. “Aku tidak akan pernah mendapatkan apapun dengan menulis di blog. Buktinya, sudah banyak blog dibuat, ujung-ujungnya dihapus juga.” Pada akhirnya, di satu titik aku menyerah dengan ambisiku ini. Memilih menyerah, dan membiarkan sisa situs Blogspot terakhirku, menjadi kenangan saja, tanpa niatan diurus kembali.
Tahun 2015, aku benar-benar tidak peduli lagi dengan yang namanya dunia blog yang kuanggap menyebalkan dan tidak berguna. Ditambah, aku sudah muak dengan ejekan orang kepadaku karena menjadi anak warnet. Ya, memang kampungan, tapi ejekan itu cukup membuatku patah hati juga.
MULAI BERSIKAP IDEALIS
Mau dipaksa dengan berbagai cara apapun, sebuah kenangan masa lalu tidak akan pernah dilupakan sampai ke akarnya. Akan selalu ada titik balik yang membuatmu tahu, bahwa kenangan itu masih selalu berharga di hati terdalammu. Begitu pula dengan yang terjadi dalam kehidupanku.Ingatan tentang menulis di blog, selalu saja muncul. Ada rasa kangen mengetuk-ngetuk tombol keyboard di warnet. Menguntai segala rupa kata di dalam pikiran, meski kadang-kadang tidak nyambung dan masih sangat jelek. Ada rasa kangen pada mereka-mereka yang saling mengobrol di kolom komentar, forum, maupun grup komunitas. Sehingga, pada pertengahan tahun 2018, titik balik itu betul-betul membawaku berpikir, ingin menulis di blog lagi.
Berbekal sisa blog terakhir, aku memulai perjalanan ngeblog dari nol lagi. Menjadi orang asing, di rumah lama yang sempat kutempati. Mengatur kembali sisa perabotan yang masih bisa diperbaiki. Hingga membuka pintu utama, mengajak masuk orang-orang yang sempat kukenal lama.
Supaya aku terhindar dari kebiasaan menghapus semua isi blog, jika aku gagal, maka aku memagari rumahku dengan sikap sedikit idealis. Artinya, aku tidak lagi memikirkan, apakah aku akan menghasilkan uang di blog atau tidak? Aku sedikit menambahkan rasa nyaman menulis konten terbaik yang bisa kubuat saja. Tanpa banyak melamun, menghayal soal menghasilkan uang di internet. Tujuan yang sempat terpikirkan sejak remaja.
Rasa percaya diri akan konsisten nulis di blog, bertambah ketika aku mengenal komunitas blogger bernama 1Minggu1Cerita, yang tidak sengaja kutemukan di salah blog yang aku lupa namanya. Clue yang masih kuingat, ia selalu memberi judul MENJADI PENONTON di setiap review filmya. Kasih tahu di kolom komentar, kalau kamu tahu.
Enaknya lagi, komunitas ini bukanlah komunitas yang terlalu banyak aturan. Kalaupun ada aturan, menurut saya itu sangatlah ringan. Misalnya, kamu akan di-kick kalau tidak setor tulisan sampai 6 mingguan. Sehingga, aku yang masih memulai lagi dari nol, sangat terbantu dengan aturan yang dibuat komunitas baruku itu. Setidaknya, aku seolah-olah dipaksa terus menulis, kalau tidak mau diusir dari asrama.
Ah, jadi kangen masa-masa Mas Hadi Is dan para blogger ponsel di MyWapBlog. Kangen lomba-lomba berhadiah domainnya, kangen iklan Ucweb Union-nya, kangen ramahnya Arvind Gupta ke pengguna layanan blognya di Indonesia. Ya, Sudahlah. Era Mas Hadi Is sudah berakhir, kini eranya Mbak Anil. Titik, jangan dipaksa bubar lagi.
Bersama 1Minggu1Cerita, aku kembali memulai cerita. Meski sialnya sisa blog terakhirku itu juga terpaksa kuhapus, karena kehilangan domain yang kubeli. Tapi aku tidak mau mudah putus asa terus. Aku membuat situs lagi, dan harus bisa kuurus. Aku hanya ingin menulis di tempat yang kusukai, dan tidak boleh ada yang melarangku lagi.
SATU DEKADE, TERIMA KASIH
Aku hanya ingin menyampaikan banyak terima kasih untuk orang-orang yang pernah ikut berjuang bersama. Kepada sahabat kecilku yang rela asruk-asrukan mapay sawah nepika leledokan. Kepada orang-orang yang sempat saling sapa di forum MyWapBlog, para pengurus yang super ramahnya juga. Kepada teman satu angkatan di SMA, termasuk adik kelas yang tidak sengaja kukenal. Kepada kamu, yang katanya sering membaca tulisanku di sini. Juga tentu saja, kepada diriku sendiri yang berjuang dari banyak tangisan, hingga sulit menangis lagi.Satu dekade yang semoga terus konsisten, sampai dekade seterusnya, sampai punya pasangan, anak, bahkan mungkin cucu. Aamiin paling serius. Segitu saja ngobrolnya. Sampai besok.
Menulislah, walau satu minggu satu cerita. *1Minggu1Cerita
Posting Komentar