Sampah makanan kembali menjadi pembahasan serius pada beberapa hari ini, khususnya di Indonesia. Sebab, Indonesia masih menjadi salah satu negara penyumbang food waste terbesar di dunia. Bayangkan saja, setiap individu bisa membuang makanan setidaknya sebanyak 300 kg pertahun. Jika dikalkulasi kasar, sekitar 13 juta ton sampah makanan dibuang begitu saja oleh seluruh rakyat Indonesia (sumber: FAO dan yoursay.suara.com). Prestasi dan fakta, yang tidak bisa dibanggakan sama sekali tentunya.
Mengetahui fakta di atas, masihkah kamu menganggap hal tersebut sebagai budaya buruk yang tidak bisa diubah?
Daripada terus-menerus beranggapan, mending kamu sadar diri sendiri dulu saja. Bergerak mengubah gaya hidup, agar terbebas dari food waste. Ikut-ikutan buang sampah makanan, tidak membuat masalah ini cepat selesai, bukan?
Lagipula masih banyak kok, gaya hidup sederhana yang bisa meminimalisir food waste ini agar tidak menumpuk begitu saja. Beberapa gaya hidup ini, sangat mudah dilakukan jika kamu benar-benar ingin menyelamatkan lingkungan, dari sampah makanan. Berikut ini, beberapa di antaranya.
1. Jangan kebanyakan makan!
Masih banyak lho, jenis manusia yang masih terus memaksa makan, padahal perutnya sudah begah a.k.a kekenyangan. Tidak peduli perut sebuncit apapun, yang penting bisa menikmati kelezatan makanan. Tidak peduli seberapa banyak makanan yang ia pesan. Alhasil, kalau sudah tidak kuat, sisa makanan akan mubazir dan menumpuk di atas meja makan.
Selain menjadi faktor penyebab food waste, terlalu banyak makan juga akan berakibat pada kesehatan. Penyakit ringan hingga serius, siap menyerang kapan saja. Seperti meningkatnya berat badan dan lemak tubuh, mengurangi kualitas tidur, menurunkan kemampuan otak, menaikkan gula darah, mengganggu kesehatan mental, hingga beresiko terkena kanker (sumber: sehatq.com). Banyak dan mengerikan, bukan? Maka dari itu, jangan kebanyakan makan!
Memang, rasanya seperti terlalu memaksakan dan terkesan ngatur. Tapi cara sederhana ini cukup ampuh membantu lingkungan, khususnya Indonesia, bebas dari sampah makanan.
Jangan sampai gaya hidup hedonismu merugikan diri sendiri dan banyak orang. Mulailah mengatur pola makan, serta mengatur porsi yang cukup buat perutmu.
2. Kalau lapar, usahakan masak sendiri di rumah
pexels.com/cottonbro |
Ketika kamu memasak sendiri, tentu kamu akan memikirkan kadar atau porsi yang kamu butuhkan. Kamu bisa memasak secukupnya, sesuai kapasitas perutmu. Tidak mungkin dong, kamu tiba-tiba masak banyak, padahal kamu masih jomblo, anak indekos, juga tidak sedang hajatan.
Kecuali jika kamu masak banyak makanan, untuk jam makan pagi, siang, sore, sampai malam. Itu berbeda kasus. Yang jelas, kamu harus tetap mengatur porsinya saja. Yang penting, masakanmu harus habis tanpa ada sisa. Yang artinya, kamu sudah mengurangi sampah makanan di dunia.
Lantas, bagaimana kalau kamu terlalu sibuk bekerja dan tidak sempat masak sendiri di rumah? Bagaimana jika kamu terpaksa makan di luar?
3. Terpaksa Makan Di Luar? Beli yang bikin ngiler saja!
canva.com |
Kalau sudah begitu, makanan yang memang tidak benar-benar kamu inginkan, dibiarkan jadi sampah makanan. Tidak ada tuh, temanmu yang mengingatkan supaya makananmu dihabiskan. Yang penting bisa kompak beli makanan, tanpa peduli sampah berserakan.
Sudahlah, kalau mau makan di luar, usahakan membeli makanan yang akan membuatmu ngiler saja. Makanan yang menggiurkan di lidah. Selain kemungkinan besar habis, kamu bisa menikmati makanan tanpa terpaksa.
Atau, pesan makanan langsung dari rumah saja. Di era digital seperti sekarang ini, hal tersebut bisa mudah dilakukan. Tinggal buka aplikasi layanan antar makanan favoritmu, cari makanan yang bikin ngiler, langsung pesan, kemudian tunggu beberapa waktu. Makananmu siap sedia datang menuju rumah.
4. Jangan gengsi minta tolong bungkusin
Kamu tau gak sih, kebanyakan sisa makananmu, akan dibuang begitu saja. Berakhir jadi sampah. Alih-alih diolah kembali jadi sesuatu yang lebih bermanfaat, semisal jadi makanan hewan.
Di Indonesia, jarang sekali restoran ataupun warteg yang sadar pada lingkungan. Kebanyakan sisa makanan pelanggan, dibuang tanpa adanya pengolahan lanjutan. Akibatnya, ya tentu saja menumpuk dan mencemari lingkungan.
Jika kamu tidak mau sampah makanan semakin menumpuk, alangkah baiknya biasakan minta bungkusin, kalau makananmu tidak habis. Jangan pernah merasa gengsi. Lagipula, pelayan atau abang penjualnya, akan senang hati kok, melayani permintaanmu.
Lebih baik merasa takut masa depan lingkungan makin memburuk, atau takut dibilang norak sama teman satu tongkrongan? Coba pikirkan matang-matang!
5. Daripada dibuang, mending diberikan kepada yang membutuhkan
unsplash.com/Jon Tyson |
Data dari Global Hunger Index menyatakan bahwa, terdapat 690 juta orang di dunia, yang menderita kekurangan gizi. Pada 2020 lalu, Indonesia bahkan berada di posisi ke-5 dari 9 negara di ASEAN soal kelaparan (Sumber GHI dan lokadata.id).
Maka dari itu, selain dapat mengurangi food waste, kamu juga secara langsung saling menolong sesama makhluk hidup. Teman tongkronganmu, pasti berbalik kagum padamu. Malah ikut sadar, dan mengikuti kegiatan positifmu. Yakin, deh!
So, itulah 5 tips gaya hidup bebas sampah makanan ala Ruang eNIeR. Yuk, kita sama-sama saling bekerja sama mengurangi food waste di dunia. Saling mengingatkan juga tidak ada salahnya. Semakin banyak yang sadar, akan semakin baik pastinya. Gaya hidup sederhana di atas, rasanya juga tidak akan memberatkan, jika kamu punya empati terhadap lingkungan.
Semoga selepas membaca artikel ini, kamu bisa pintar-pintar mengatur gaya hidupmu, perutmu, sampah sisa makanmu, dan menolong keadaan lingkunganmu. Jangan sampai anak cucu kita memiliki hunian, di atas tumpukan sampah makanan. Itu mengerikan!
6 komentar
nah dan point beli makanan yang disuka ini menurutku point wajib buat aku, karna aku suka mood mood-an kalau makan, kalau pas temen misal ngajak ke tempat A dan aku lagi ga pengen makan, bakalan ga habis biasanya
Yap, stigma" semacam itu memang membuat kesadaran kita akan food waste jadi buruk. Lingkungan jadi rusak gara" sampah makanan.
Artikel yang sangat bagus kak!
Food waste ini menurut saya isu yang sangat serius. Ringan di mulut, tapi mungkin terkadang sulit untuk diimplementasikan. Terkadang pula dipersulit dengan stigma di masyarakat, seperti contohnya membungkus makanan untuk dibawa pulang.
Apa lagi kalau tempat makannya mahal, sebagian orang menganggap membungkus makanan untuk dibawa pulang adalah sesuatu yang kampungan, padahal itu hanya persepsi yang mereka buat sendiri.
Semoga semakin banyak orang-orang yang aware tentang pentingnya isu food waste setelah membaca artikel ini, aamiin 😇