Puisi ini, ya buat siapa lagi? Buat "freelencer" yang tulisannya manas-manasin rakyat, adu domba bangsa.
pixabay.com/agitatus |
Puisi 'Buat Kritikus Magang'
oleh Nandar IR
Buat kritikus magang, tutup telingamu sekarang
Sampai kalimat terakhir selesai dikarangKetahuilah penyebab tulisanku menggebu nafsu
Sebelum kamu mau menyerang balik menekan bahu
Jangan terburu-buru berceloteh mengulum mulut bau
Takutnya salah seperti biasanya lalu tunduk malu
Kritikus magang, kisahmu dimulai sejak kolom komentar sosial media berkembang
Belum juga tulisan, tayangan itu usai, kamu sudah langsung bersitegang
Pegang ponsel, membiarkan kedua jempolmu asyik bergoyang
Otak sudah tak waras dibiarkan mengolah ratusan frasa asal datang
Tidak tahu malu keluarkan jurus jitu, data-data palsu
Padahal aku tahu kamu bahkan tak punya satu bukupun di lemarimu
Baca selembar diperpustakaan saja kamu geleng-geleng tak mau
Sedangkan kamu pernah sindir lawan debat mayamu, "kamu kurang ilmu, jangan sok tahu!"
Aku tahu kamu punya banyak komunitas yang sama gilanya berkata-kata
Mereka disebut, buzzeRP dunia maya
Kolom-kolom komentar jelas dikuasai
Jadi,
sebuah pertarungan adu domba, tai!
Deskripsi ideologi
Deskripsi ideologi
mengatasnamakan elit yang juga tai!
Mengharap lawan diam, lalu kau keluarkan senjata terakhir, "tolol! hihihi."
Sadarlah kritikus magang, seseorang sedang menonton argumen lawakmu
Tawanya jauh lebih menyakitkan dibanding tulisanmu,
Mengharap lawan diam, lalu kau keluarkan senjata terakhir, "tolol! hihihi."
Sadarlah kritikus magang, seseorang sedang menonton argumen lawakmu
Tawanya jauh lebih menyakitkan dibanding tulisanmu,
apalagi jika keluarkan ilmu, malu
Jangan harap dia mau meladeni orang sepertimu di komentar maya, karena memang tidak perlu
Sungkan keluarkan taji pada kritikus berburu nafsu
Buat kritikus magang, mau nunggu apalagi?
Baiknya kamu bertafakur diri
Jangan harap dia mau meladeni orang sepertimu di komentar maya, karena memang tidak perlu
Sungkan keluarkan taji pada kritikus berburu nafsu
Buat kritikus magang, mau nunggu apalagi?
Baiknya kamu bertafakur diri
Baca buku, kemudian mandi air suci
Bahagiakan keluarga, bikin berseri-seri
Kritik stempel "fakta" takkan mempan jadikan kamu penemu ahli
Kritik stempel "fakta" takkan mempan jadikan kamu penemu ahli
Tasikmalaya, Agustus 2019
2 komentar